• HIKMAH

  • New Masyarakat.net
  • HIKMAH

    Aswar Hasan (aras)

    Aswar Hasan

    يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

    "Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang diberi hikmah, sungguh dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqarah: 269).

    M.Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah volume 1 memaknai kata hikmah terambil dari kata hakama, yang pada mulanya berarti menghalangi. Dari akar kata yang sama dbentuklah kata yang bermakna kendali, yakni sesuatu yang fungsinya mengantar kepada yang baik dan menghindarkan dari yang buruk. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan pengetahuan dan kemampuan menerapkannya.

    Dari sini, hikmah dipahami dalam arti pengetahuan tentang baik dan buruk, serta kemampuan menerapkan yang baik dan menghindar  dari yang buruk. Sayangnya tidak semua manusia memiliki anugrah itu, bahkan tidak semua mau menggunakan akalnya untuk memahami pelajaran tentang hakikat ini. Hanya Ulul Al-Bab yang dapat mengambil pelajaran.

    Kata Ulul Albab terdiri dari dua kata ulu yang berarti pemilik atau penyandang, sedangkan Albab adalah bentuk jamak dari kata lubb yaitu saripati sesuatu. Jadi, Ulul Albab  adalah orang yang memiliki akal murni, yang tidak diselubungi oleh kulit, yaitu, kabut ide yang mengakibatkan kerancuan dalam berpikir. Fenomena alam mungkin dapat ditangkap oleh orang berakal, tetapi fenomena alam dan hakekatnya tidak dapat dijangkau kecuali oleh yang memiliki saripati akal (Ulul Albab).

    Menurut Tafsir Ibnu Katsir, hikmah adalah pemahaman mendalam tentang Al-Qur'an dan sunnah, akal yang tajam, serta ucapan dan perbuatan yang tepat. Allah memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan itu merupakan nikmat besar, karena hikmah menjadikan seseorang mampu memahami makna tersembunyi, mengambil pelajaran dari peristiwa, dan bertindak dengan bijak. Hikmah adalah anugerah ilahi berupa kebijaksanaan, kecermatan berpikir, dan kemampuan mengambil pelajaran. Hanya ulul albāb (orang berakal sehat dan melihat saripatinya suatu masalah) yang bisa benar-benar memahami dan mengambil pelajaran dari hikmah.

    Kata Buya Hamka; "Orang yang pandai tetapi tidak berhikmah akan menyesatkan. Tapi orang yang berhikmah, meski tidak tinggi ilmunya, bisa memberi cahaya bagi sekelilingnya."

    Menurut Hamka, hikmah adalah hasil dari perpaduan antara ilmu, pengalaman hidup, dan kepekaan hati yang jernih, yang menuntun seseorang untuk bersikap adil, tepat, dan bijaksana dalam semua urusan. Bagi Hamka, hikmah adalah mahkota hidup yang hanya bisa diperoleh oleh mereka yang bersungguh-sungguh mencari makna, bukan sekadar fakta. Ia bukan hasil dari membaca banyak buku, melainkan dari merenungi ayat-ayat Tuhan di alam dan dalam hati. 

    Dalam dunia yang semakin gaduh dan tergesa-gesa, ajaran Hamka tentang hikmah mengajak kita untuk menenangkan diri, berpikir jernih, dan menimbang setiap langkah dengan akal dan nurani. Seperti yang pernah beliau ungkapkan: "Jangan cepat marah jika disakiti, jangan cepat senang jika dipuji. Ambillah hikmah dari setiap kejadian, karena di sanalah letak kemuliaan manusia.

    Hikmah bukan sekadar pengetahuan biasa, melainkan pancaran kebijaksanaan yang datang dari pemahaman mendalam akan hidup, nilai-nilai, serta kesadaran akan makna di balik peristiwa. Hikmah adalah kemampuan untuk melihat kebaikan dalam keburukan, pelajaran dalam musibah, dan petunjuk dalam setiap liku kehidupan. Ia tidak bisa diperoleh sekadar melalui belajar di sekolah, melainkan melalui refleksi, kesabaran, dan perenungan atas pengalaman.


  • Baca Juga :

  • HIKMAH DALAM UJIAN KEHIDUPAN

    Hidup tak pernah lepas dari ujian. Namun, orang bijak tak menatap ujian sebagai akhir segalanya, melainkan sebagai jalan menuju pemurnian hati dan peningkatan kualitas diri. 

    Rumi, penyair sufi ternama, berkata; "Luka adalah tempat di mana cahaya masuk ke dalam dirimu." Di balik luka itu, penderitaan, atau kesulitan yang kita alami, sesungguhnya terdapat cahaya hikmah—asal muasal perubahan dan pertumbuhan batin.

    Hikmah memampukan seseorang untuk tidak terjerumus dalam keputusasaan. Ia menjadi lensa bening untuk melihat lebih luas dan mendalam. Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Orang yang paling bijak adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari segala sesuatu.” Ujian hidup yang sama bisa menjatuhkan seseorang, namun bisa juga mengangkat derajat orang lain—tergantung bagaimana ia memaknainya.

    Hikmah juga bermakna kebijaksanaan dalam berbicara dan bertindak. Tidak semua kebenaran harus diucapkan di setiap waktu, karena hikmah mengajarkan kita memilih waktu, cara, dan tempat yang tepat. Nabi Muhammad SAW diutus dengan hikmah. Dakwah beliau bukan hanya menyampaikan kebenaran, tapi dilakukan dengan kelembutan, empati, dan kecermatan. Seperti firman Allah dalam QS. An-Nahl: 125: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik..."

    Nelson Mandela, tokoh dunia yang menghabiskan 27 tahun hidupnya dalam penjara karena memperjuangkan kesetaraan, berkata; “Saya tidak pernah kalah. Saya menang atau belajar.” Ungkapan itu sarat hikmah—bahwa hidup bukan soal menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana kita mengambil pelajaran dari setiap proses yang kita jalani.

    Orang yang berhikmah tidak mudah mengeluh, karena ia memahami bahwa segalanya berada dalam ketentuan Ilahi. Ia bersyukur dalam kelapangan dan bersabar dalam kesempitan. Hikmah membentuk karakter tangguh namun lembut, tegas lagi santun.

    Di tengah dunia yang sering gaduh oleh kepentingan sesaat, hikmah menjadi harta yang paling berharga. Ia menenangkan jiwa, menuntun akal, dan menyinari jalan hidup manusia. Karenanya, mari kita senantiasa memohon kepada Allah agar diberikan hikmah, sebagaimana Dia menganugerahkan kepada para Nabi dan orang-orang pilihan.

    Hikmah bukanlah milik orang yang banyak tahu, melainkan milik mereka yang mampu merenung, bersabar, dan mengaitkan setiap kejadian dengan pelajaran ruhani. Dalam dunia yang cepat dan bising ini, hikmah adalah suara lembut yang membimbing kita kembali kepada kedalaman makna kehidupan. Wallāhu a‘lam bish-shawāb





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



Mencari Kandidat Ketum PPP 2025-2030

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Zohran dan Misi Nabi Musa AS

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Suara dari Monas Jakarta untuk Gaza Terbebas dari Genosida

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Pilihan Hiduo Antara Jalan Kebenaran vs Jalan Kesesatan

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Dendam Jokowi Dihadang Prabowo

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Tom, Hasto dan Rekonsiliasi.

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Doa Senjatanya Orang Beriman

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Memahami Kehebatan Amerika

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0