• Pilihan Hiduo Antara Jalan Kebenaran vs Jalan Kesesatan

  • New Masyarakat.net
  • Pilihan Hiduo Antara Jalan Kebenaran vs Jalan Kesesatan

    Aswar Hasan (aras)

    Aswar Hasan

    ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ (٦) صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ 

    "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."(QS. Al-Fatihah: 6–7).
    Surat dan ayat tersebut tidak asing bagi seorang muslim karena merupakan surat dan ayat yang wajib dibaca di setiap kita sholat.

    Dalam tafsir Ibnu Katsir, ayat ini mengajarkan pentingnya memohon petunjuk kepada Allah agar senantiasa berada di shirathal mustaqim—jalan yang lurus, yakni jalan para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Sebaliknya, bukan jalan orang yang dimurkai (al-maghdhubi 'alaihim) merujuk pada mereka yang mengetahui kebenaran namun menolaknya, sementara jalan orang sesat (adh-dhallin) menunjuk pada mereka yang beramal tanpa ilmu.

    Dua kelompok terakhir inilah yang menempuh jalan kesesatan.
    Hidup adalah karunia, akan tetapi menjalani kehidupan adalah pilihan. Dan, setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing.

    Dalam kehidupan, manusia dihadapkan pada dua pilihan: jalan kebenaran yang membawa keselamatan dunia dan akhirat, dan jalan kesesatan yang membawa kepada kehinaan dan murka Allah. Jalan kebenaran adalah jalan yang dilandasi iman, ilmu, dan keikhlasan. Di jalan ini, hati tunduk kepada kebenaran wahyu dan akal dijadikan alat untuk menguatkan iman, bukan menentangnya.

    Jalan kebenaran dibangun atas dasar tauhid, sebagaimana telah dijelaskan dalam Qur’an dan Hadis yaitu mengesakan Allah dalam setiap aspek kehidupan dan orang yang menempuhnya senantiasa jujur, adil, dan menegakkan nilai-nilai kemanusiaan karena sadar bahwa seluruh amal akan dipertanggungjawabkan di akhirat.


  • Baca Juga :

  • Rasulullah SAW bersabda: "Aku tinggalkan pada kalian dua perkara; kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah dan sunnahku." (HR. Malik).

    Jalan kesesatan adalah jalan yang dibangun atas dasar hawa nafsu, keangkuhan, atau ketidaktahuan. Manusia yang berjalan di atas jalan ini sering kali tertipu oleh kenikmatan duniawi yang sesaat dan gemerlap. Mereka mengabaikan petunjuk Allah dan menggantinya dengan standar moral buatan manusia yang mudah berubah-ubah. Dalam QS. Al-Jatsiyah: 23, Allah mengingatkan: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya..."

    Jalan kesesatan tampak indah dan melenakan di permukaan, tetapi penuh tipu daya. Ia menjanjikan kebebasan tanpa tanggung jawab, kemewahan tanpa pengabdian, dan kesenangan tanpa batas. Namun pada akhirnya, mengakibatkan pada kegelisahan batin dan kehancuran moral. Tidak sedikit kaum terdahulu yang dibinasakan karena meninggalkan jalan kebenaran, seperti kaum 'Ad, Tsamud, dan Fir'aun. Maka, belajarlah pada kehidupan dan nasib yang menimpa mereka.

    Allah memberikan manusia akal dan wahyu agar dapat memilih dengan sadar atas pilihan hidupnya. Namun, tidak semua mau menggunakan anugerah Allah tersebut dengan benar. Olehnya itu, kita diperintahkan untuk terus berdoa agar ditetapkan di jalan yang lurus. Sebagaimana firman-Nya: "Dan bahwasanya (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya."(QS. Al-An'am: 153).

    Dengan demikian, hidup ini adalah perjuangan antara mempertahankan diri pada pilihan di jalan kebenaran atau tergelincir ke jalan kesesatan. Hanya mereka yang istiqamah dan senantiasa berlindung kepada Allah, dan bersandar pada ilmu serta amal saleh yang akan mampu menempuh jalan kebenaran hingga akhir hayat. Semoga kita tergolong mereka Wallahu a'lam bis-shawab.





  • Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:

  • Tag :

  • Komentar :

  • Share :



Baca Lainnya



Suara dari Monas Jakarta untuk Gaza Terbebas dari Genosida

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Dendam Jokowi Dihadang Prabowo

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Tom, Hasto dan Rekonsiliasi.

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Doa Senjatanya Orang Beriman

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Memahami Kehebatan Amerika

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0

Kejujuran dan Keadilan: Fondasi Utama Kemakmuran Bangsa

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0


Waspada Tipu Daya Setan Sebagai Musuh Abadi Kita

favorite_border 0
chat_bubble_outline 0