-
Waspada Tipu Daya Setan Sebagai Musuh Abadi Kita
-
New Masyarakat.net
-
Aswar Hasan (aras)
Aswar Hasan
Setan adalah musuh abadi manusia yang tak pernah lelah menyesatkan umat dari jalan kebenaran. Dalam Alquran, kata syaithan disebutkan sebanyak 87 kali dalam 36 surah—ini menunjukkan pentingnya umat Islam untuk senantiasa waspada terhadap tipu dayanya. Dalam mengungkap Rahasia Setan Al Qur’an menjelaskan bahwa setan bukan hanya sosok gaib, tapi juga dari jenis (mencakup) manusia yang berperilaku dan berpemikiran menyesatkan.
Lantas siapa Setan itu? Secara etimologis, kata syaithan berasal dari dua kemungkinan akar kata Arab. Pertama, dari syathana yang berarti “jauh,” merujuk pada makhluk yang jauh dari rahmat Allah dan kebenaran. Kedua, dari kata syatha-yasyithu yang bermakna “binasa dan terbakar,” menunjukkan kehancuran akibat kesombongannya.
Kedua makna ini menggambarkan sosok setan sebagai pembangkang yang menolak tunduk kepada perintah Allah. Alquran juga membedakan antara iblis dan setan. Iblis adalah nama makhluk tertentu, sedangkan setan adalah sebutan untuk setiap makhluk—jin maupun manusia—yang berwatak buruk, menyesatkan, dan menjauhkan manusia dari jalan Allah.
Sebagaimana ditegaskan dalam QS an-Nas ayat 6: “...dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”
MAKNA SETAN MENURUT ALQURAN
Setan memiliki tiga pengertian pokok dalam Alquran yang bermakna;
1. Taghut (Penyesat dari Jalan Allah). Dalam QS an-Nisa ayat 76, disebutkan bahwa orang-orang kafir berperang di jalan taghut, yaitu kekuatan yang memalingkan manusia dari tauhid dan pengabdian sejati kepada Allah. Taghut bisa berupa ideologi, penguasa zalim, sistem, atau individu yang membelokkan umat dari nilai Islam. Dalam konteks ini, setan bekerja membisiki hati, menyusup dalam niat, dan menyamar sebagai kebaikan untuk menyesatkan manusia dari keimanan.
2. Pemimpin Kejahatan dan Kekafiran. Setan juga merujuk kepada tokoh-tokoh kekufuran—baik ia sebagai manusia yang diidolakan dan punya pengikut, maupun jin—yang mengajak kepada kemaksiatan. Dalam QS al-Baqarah ayat 14, yang artinya; “Apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Akan tetapi apabila mereka menyendiri dengan setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya pengolok-olok.”
Orang-orang munafik tersebut, bersiasat dengan berpura-pura beriman, lalu kembali kepada “setan-setan mereka” digambarkan sebagai kaum yang mempermainkan iman kita, demi kepentingan pribadi mereka. Tipu daya seperti ini hari ini bisa ditemui dalam politik demi kekuasaan, media, atau ideologi yang memakai kemasan kebaikan untuk menghancurkan kebenaran.
3. Karakter Buruk yang Melekat. Setan juga bermakna karakter atau sifat buruk yang menyebabkan seseorang membangkang dan enggan tunduk kepada perintah Allah. Dalam hal ini, setiap manusia yang memiliki kesombongan, iri hati, suka menyesatkan, dan menyebar keburukan dapat disebut sebagai setan dalam bentuk perilaku. Bahwa iblis dahulunya adalah ahli ibadah kemudian jatuh terjerembab dalam kesesatan karena kesombongannya hingga menolak sujud kepada Adam sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Begitu pun manusia bisa terjatuh oleh penyakit hati yang sama.
-
Baca Juga :
-
LEMAHNYA TIPU DAYA SETAN, MESKI PUN MEMATIKAN
Dalam QS an-Nisa ayat 76 disebutkan: “...Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” Merupakan kabar gembira bagi orang-orang beriman, namun juga peringatan keras agar tidak meremehkan tipu daya setan tersebut. Meskipun lemah secara hakikat, setan sangat piawai memainkan ilusi, membungkus dosa dengan nama kebaikan, membisikkan kemalasan dengan dalih realistis, serta menumbuhkan keangkuhan dengan kedok prinsip.
Setan juga menyasar titik lemah manusia khususnya pada hawa nafsu, ambisi kekuasaan, harta, dan kehormatan dan lawan jenis. Ia hadir dalam kesepian dan keramaian, dalam sunyi hati dan riuhnya dunia maya. Ia menyelinap dalam konten digital, narasi politik, iklan, bahkan diskusi keagamaan—semuanya bisa menjadi ladang bisikan jahat jika manusia lengah.
STRATEGI MENGHADAPI TIPU DAYA SETAN
1. Senantiasa memohon Perlindungan kepada Allah SWT, membaca doa-doa perlindungan seperti surat al-Falaq dan an-Nas secara rutin, serta menjaga dzikir, akan membuat hati lebih kebal dari godaan setan.
2. Menguatkan Ilmu dan Iman. Tipu daya setan tidak akan ampuh pada orang yang memahami agama dan kokoh imannya. Karena itu, ilmu adalah benteng pertama. Semakin banyak literasi Islam yang dipahami, semakin sempit ruang gerak setan.
3. Menjaga dan senantiasa berada di tengah komunitas orang saleh. Setan mudah menjatuhkan manusia yang terasing dari lingkungan baik. Sebaliknya, dalam majelis ilmu, sahabat saleh, dan lingkungan yang sehat, kekuatan untuk menolak bisikan jahat akan lebih besar.
Sebagai kesimpulan, setan adalah musuh yang nyata namun tak terlihat. Ia bekerja dari belakang layar, mengubah persepsi dan membelokkan arah kita dari kebenaran. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap tipu dayanya bukanlah hal yang sesekali dilakukan, tapi harus menjadi kebiasaan laku hidup seorang Muslim. Karena hanya dengan kesadaran, ilmu, dan takwa, manusia mampu selamat dari jerat licik yang menyesatkan hati dan jalan hidup yang selamat dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bisawwabe
-
Update Info Covid 19 Nasional dan Internasional Disini:
-
Tag :
-
Komentar :
-
Share :